Senin, 23 Mei 2016

Tiket Masuk TWI Sitinjo Memberatkan

Sidikalang, (Analisa). Tiket masuk ke Taman Wisata Iman Sitinjo di Kecamatan Sitinjo Kabupaten Dairi dinilai memberatkan.
Seorang pedagang di kawasan tersebut, Senin (23/5) mengatakan, secara umum penjaja souvenir dan produk lainnya turut terkena ekses. Kalau jumlah wisatawan meningkat, peluang mereka mendapatkan nafkah juga tinggi. Tentu, kalau pengunjung sepi, dipastikan transaksi minim. Itu hukum ekonomi.
Penjualan lesu mulai terasa sejak perayaan paskah dan libur panjang kemarin. Penjualan kotor Rp200 ribu per hari pun dirasa payah diraih. Kalau di awal peresmian tahun 2000 an, tak kemana Rp5 juta setiap hari minggu. Mungkin, ketika tarif dinaikkan per 1 Januari 2016, masyarakat dari berbagai penjuru terpaksa membayar lantaran kabar kurang mengenakkan belum menyebar. Beberapa minggu kemudian issu pemberatan meluas.
Diterangkan, di air terjun Sipiso-piso Tongging Kabupaten Tanah Karo dan Pasir Putih Kabupaten Samosir, karcis masuk hanya Rp2000. Siapapun beranggapan bahwa kutipan masih pada angka wajar. 
Sedang ke TWI, tiket orang dewasa menjadi Rp10 ribu dari sebelumnya Rp5000 dan anak-anak Rp5000 dari Rp2000 tahun 2015. Itu belum terhitung biaya parkir.
Pedagang pakaian dan souvenir itu menyebut, tahun kemarin, rombongan satu sekolah bisa sampai 10 bus. Begitu menengok konvoi, pedagang pun bersemangat. Sekarang, Kalau setiap bus diisi 40 orang, maka 10 bus terpaksa membayar Rp4 juta hanya untuk urusan masuk. 
Tak heran, dia pernah mlihat kelompok darmawisata putar haluan di SPBU di dekatnya lalu berpaling ke Pasir Putih. Pedagang ini berharap, Bupati mengevaluasi keputusan. Persaingan kian ketat dimana kabupaten/kota termasuk kawasan Danau Toba kian gencar promosi wisata.
Pendeta Piter Silitonga, pimpinan rombongan SD/SMP Methodist Romalbest Jalan Sukaria Medan di sela wisata rohani mengatakan, seyogianya retribusi diringankan. Lebih baik murah asalkan pengunjung membludak. Hal itu akan mempengaruhi minat pendatang.
“Saya kira, target utama adalah bagaimana menjadikan asset ini dirindukan masyarakat dari berbagai belahan dunia,” kata Pendeta Piter.
Menurutnya tarif Rp10 ribu untuk orang dewasa dan Rp5000 anak-anak, termasuk mahal. Bagaimana agar masyarakat tak jemu-jemu mengijakkan kaki, itu perlu dipertimbangkan pemerintah.
Kepala Bidang Parawisata pada Dinas Parawisata Kebudayaan Pemuda dan Olahg Raga, Marulak Situmorang membenarkan, taruf masuk dinaikkan per januari 2016. Dia berpendapat, angka tersebut relatif terjangkau. Penetapan telah memperhatikan besarnya biaya kebutuhan penataan dan pembangunan.
Diterangkan, target PAD dari objek itu Rp850 juta. Naik dibanding tahun 2015 sebesar Rp750 juta. Hingga kini, realisasi mencapai 60 persen. (ssr)


Disalin dari Harian Analisa edisi Selasa, 24 Mei 2016

Tidak ada komentar:

Posting Komentar